MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK
Oleh
Dwi Apriani Mulyana
(0902822)
.
Fakta dilapangan umumnya anak-anak zaman sekarang kurang motivasi dalam belajar Terbukti dengan banyaknya banyaknya permasalahan yang dihadapi guru berkaitan dengan kurangnya motivasi anak dalam belajar. Hal tersebut perlu perhatian khusus dari semua pihak, terutama guru, karena memiliki peranan penting dalam belajar.
Motivasi anak dalam belajar ditunjang oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya, baik dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Peran guru dalam neningkatkan motivasi belajar pada anak sangat penting. Karena tugas guru selain mengajar juga perlu meningkatkan prestasi belajar pada anak. Guru harus mengetahui permasalahan yang dihadapi anak didiknya. Permasalahan pada anak didiknya sangat komplek sekali terutama yang berhubungan dengan motivasi belajar.
Pada artikel ini akan dibahas mengenai meningkatkan motivasi belajar pada anak. Anak usia sekolah perlu diberikan motivasi untuk belajuntuk belajar, Karena fakta dilapangan kebanyakan anak kurang termotivasi dalam belajar. Pada umumnya anak zaman sekarang lebih banyak termotivasi untuk bermain, mereka harus sselalu diingatkan dalam belajar baik dari guru maupun orang tua. Terkadang orang tua tidak mau peduli terhadap masalah tersebut, mereka lebih mempercayakannya kepada guru. Sedangkan keberhasilan aank dalam belajar perlu didukung oleh semua pihak.
Untuk itu, guru perlu mengetahui penyebebab kurangnya motivasi anak dalam belajar, teori-teori yang mendukung supaya anak mau belajar dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
Penyebab :
Adapun sebab mengapa anak enggan untuk belajar diantaranya adalah sebagai berikut :
- Kurangnya waktu yang tersedia untuk bermain
- Sedang punya masalah di rumah
- Bermasalah disekolah
- Sedang sakit
- Sedang sedih
- Malas
- Kurang dorongan dari orang tua
- Karena adanya tekhnologi yang canggih
- Pengaruh lingkungan
- Fasilitas
Motivasi
Motivasi adalah dorongan yang dirasakan seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi tersebut dapat berasal dari dalam maupun dari luar diri seseorang.
Teori motivasi Morgan (1986)
1. Teori insentif
Dalam teori insentif, seseorang berprilaku tertentu untuk mendapatkan sesuatu. Contoh insentif yang paling umumnya misalnya jika anak naik kelas akan dibelikan sepeda baru oleh orang tua.
Insentif, bisa juga sesuatu yang tidak menyenangkan, maka anak akan
berprilaku tertentu untuk menghindar dari insentif yang tidak menyenangkan ini.
2. Pandangan hendonsitik
Dalam pandangan hendonsitik. Seseorang didorong untk berprilaku tertentu yang akan memberinya perasaan senang dan menghindari perasaan yang tidak menyenangkan
Contoh : Anak mau belajar karena ia tidak ingin ditinggal ibunya ke pasar.
Dari uraian diatas dapat diasumsikan anak yang malas tidak merasa adanya insentif yang menarik bagi dirinya dan tidak merasakan perasaan yang menyenangkan dari belajar.
Memberikan dorongan agar anak mau belajar.
Berikut ini adalah beberapa buah dorongan :
1. Berikan intensif jika anak belajar . Intensif yang diberikan tidak selalu harus berupa materi, tapi juga bisa berupa penghargaan dan perhatian.
2. Terangkan dengan bahasa yang dimengerti anak bahwa belajar itu berguna buat anak supaya rapot tidak merah, atau dangan mengatakan “kalau ade rajin belajar dan jadi pintar nanyi ade bisa jadi juara di sekolah”.
3. Sering mengajukan pertanyaan yang telah diajarkan di sekolah pada anak. Jika anak bisa menjawab, puji dia dengan menyebut kepintarannya sebagai hasil dari belajar.
4. banyak lembaga pra-sekolah yang mengajarkan kepada anak dengan pelajaran yang memakai metode-metode yang tujuannya adalah agar anak mengsosialisasikan belajar sebagai kegiatan yang menyenangkan, tetapi anak akan mengsosialisasikan suasana belajar sebagai hal yang tidak memberi perasaan menyenangkan , dengan demikian akan dihindari.
Membuat suasana belajar lebih menyenangkan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar suasana belajar lebih menyenangkan, hal-hal tersebut adalah :
1. Anak cenderung meniru perilaku orang tua, karena itu jadilah contoh buat anak. Ketika menyuruh dan mengawasi anak belajar, orang tua juga perlu untuk terlihat belajar misalnya, membaca buku bersama-sama.
2. Pilih waktu belajar terbaik untuk anak, ketika anak masi segar atau sehabis mandi sore.
3. Anak butuh suatu kepastian, jadi jadikan belajar seperti rutinitas yang pasti. Misalnya, belajar dilakukan satu jam setiap hari pada pukul 18.00, maka jam tersebut harus digunakan sebagai waktu belajar.
4. Anak punya daya konsentrasi dan rentang perhatian yang berbeda-beda. Misalnya : ada yang belajar satu 1 jam terus menerus, ada yang hanya selama setengah jam. Kenali pola ini dan susunlah suatu jadwal belajar yang sesuai.
5. Temani anak ketika belajar tetapi dalam hal ini orang tua tidak perlu harus menerus berada di samping anak karena orang tua juga sama memiliki pekerjaan, namun paling tidak orang tua ada ketika anak mengalami kesulitan.
Pada dasarnya motivasi belajar pada anak sama, hanya dalam cara pemberian dan teori motivasi tersebut berbeda-beda. Guru dituntut untuk mengetahui penyebab anak kurang motivasi dalam belajar. Selain itu guru juga harus mengetahui teori-teori yang berhubungan dengan meningkatkan motivasi belajar anak sehingga guru dapat membantu anak yang mengalami kesulitan dalam belajar. Peran guru harus dapat menciptakan suasana yang menyenangkan supaya anak termotivasi dalam belajar. Guru juga harus mengadakan kerja sama dengan pihak sekolah, orang tua dan limgkungan supaya tercipta situasi belajar yang kondusif sehingga dapat meningkatkan belajar anak. Dengan demikian mutu pendidikan akan lebih baik.
Referensi :
Clifford.T.Morgan.1986.Introduction to psychology, Newyork : Mc Graw
Tidak ada komentar:
Posting Komentar