Selasa, 17 November 2009

BAGAIMANAKAH MENGAJAR DI SEKOLAH DASAR?

Nama : Gio M. Johan

NIM : 0902828

Kelas : 1 - C

Bagaimanakah Mengajar di Sekolah Dasar?

Oleh : Gio M. Johan

Pendahuluan

Di dalam bahasan ini akan di paparkan bagaimanakah mengajar di sekolah dasar, yang akan terdiri dari beberapa sub - sub bahasan seperti kompetensi pendidik di bidang pendidikan dasar mencakup kualifikasi – kualifikasi pendidik, kemudian proses pendidikan bagi para pendidik di bidang pendidikan dasar, tentang segala ilmu yang mereka peroleh dari proses pendidikanya di bidang dasar tersebut, lalu di lanjutkan dengan tugas pendidik di lingkungan pendidikan dasar meliputi tugas – tugas guna mengasah potensi – potensi yang di miliki oleh peserta didiknya, serta akan membahas metode –metode pembelajaran yang akan di terapkan di pendidikan dasar.

Mengajar di bidang pendidikan dasar

Menurut Aminuddin Rasyad, (2000 : 105) Peserta didik (siswa) adalah seseorang atau sekelompok orang yang bertindak sebagai pelaku pencari, penerima dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkannya untuk mencapai tujuan

Mengajar,pada umunya kegiatan ini hanya di lakukan seorang guru kepada murid – muridnya, secara konteksnya di dalam lembaga formal maupun non formal, seperti sekolah atau pun tempat belajar yang berada di dalam masyarakat, mengajar adalah proses interaksi antara pengajar dan peserta didik yang berlangsung dalam proses yang biasa di sebut kegiatan belajar mengajar, dan dalam bahasan ini lebih khusus lagi saya akan mengajak anda mengenal lebih jauh tentang mengajar di sekolah dasar.

Proses belajar di bidang pendidikan dasar

Menurut Ngalim Purwanto, (1992 : 84) mengemukakan belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku, yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

Mengajar di sekolah dasar harus memiliki kompetensi sebagai pendidik di bidang pendidikan dasar agar kelak materi yang di transformasikan kepada peserta didik tepat dengan bahan pengajaran yang seharusnya di peroleh pada pendidikan dasar, sebagai seorang pendidik di tuntut untuk bisa menerapkan apa yang telah ia dapatkan dalam proses pendidikan yang telkah di dapatnya, khususnya bagi seorang guru di sekolah dasar, di tuntut untuk dapat mengaplikasikan semua yang di peroleh saat menjalani proses pendidikan sebagai guru sekolah dasar agar peserta didik dapat memperoleh pembelajaran yang sepatutnya di peroleh di pendidikan dasar.

Tugas sebagai pendidik di bidang pendidikan dasar

Menurut Daoed Yoesoef (1980) dalam Adrian (2004 : 4) menyatakan bahwa seorang guru mempunyai tiga tugas pokok yaitu tugas profesional, tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan (sivic mission).

Jika dikaitkan pembahasan tentang kebudayaan, maka tugas pertama berkaitan dengar logika dan estetika, tugas kedua dan ketiga berkaitan dengan etika. Tugas profesional dari seorang guru yaitu meneruskan atau transmisi ilmu pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai lain yang sejenis yang belum diketahui anak dan seharusnya diketahui oleh anak.

Tugas manusiawi adalah tugas-tugas membantu anak didik agar dapat memenuhi tugas-tugas utama dan manusia kelak dengan sebaik-baiknya. Tugas kemasyarakatan merupakan konsekuensi guru sebagai warga negara yang baik, turut mengemban dan melaksanakan apa-apa yang telah digariskan oleh bangsa dan negara lewat UUD 1945 dan GBHN.

Guru sekolah dasar memiliki tugas yang tidaklah ringan dalam mengajar di SD, di dalam proses pendidikanya tidaklah sama seperti guru – guru yang lainnya terutama dengan guru yang mengajar selain tingkast dasar, contohnya guru -guru yang di persiapkan khusus untuk mengajar di SMP atau SMA, karena guru SD adalah guru yang di persiapkan secara matang untuk mendidik di tingkat dasar, khususnya di sekolah dasar.

Metode pembelajaran di bidang pendidikan dasar

Menurut Molly Jhonson (Jhonson, 2007) dalam Sudirman Siahaan (2008 : 3). Beberapa metode pembelajaran di antara karakteristiknya adalah bahwa (1) guru lebih berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran ketimbang sebagai penyaji pengetahuan, (2) pengelolaan kelas yang lebih kondusif terhadap kegiatan dan interaksi peserta didik yang mengarah pada pengalaman belajar yang produktif, (3) peserta didik aktif dalam kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran ketimbang hanya duduk manis dan pasif selama kegiatan belajar berlangsung di dalam kelas, dan (4) membutuhkan investasi waktu dan energi untuk menerapkan model pembelajaran yang berfokus pada peserta didik.

Lebih lanjut, Molly Jhonson mengemukakan beberapa persyaratan yang harus diperhatikan agar pelaksanaan pembelajaran yang berfokus kepada peserta didik berhasil, yaitu: (1) mengubah paradigma guru menjadi fasilitator pembelajaran, (2) komitmen guru dalam menyediakan waktu dan tenaga untuk membelajarkan peserta didik tentang berbagai materi pengetahuan, (3) kesediaan guru untuk mencoba menerapkan pendekatan baru dalam mengelola kelas, dan melihat secara kritis usaha penerapan pembelajaran yang berfokus pada peserta didik, dan (4) inisiatif guru untuk bergabung dengan kelompok masyarakat pengembang strategi pembelajaran yang berfokus pada peserta didik.

Dalam pendidikanya guru –guru SD di bekali dengan berbagai ilmu mengajar dan mendidik seperti salah satu contohnya adalah cara penyampaian materi kepada anak SD, ada istilah yang di kenal dalam bidang pendidikan guru SD, yaitu kelas rendah dan kelas tinggi, kelas rendah adalah tingkatan kelas 1,2, dan 3, lalu kelas tinggi adalah tingkatan kelas 4,5, dan 6, tentunya proses penyampaian materi atau metoda pembelajaran pun berbeda, apalagi di bandingkan dengan guru – guru yang mengajar selain di tingkat pendidikan dasar.

Mari kita telaah lebih jauh lagi, guru SD adalah pembuat citra psikis anak didiknya, karena sosok guru sebgai model, tentunya guru SD harus memiliki kriteria yangmemenuhi standar karakter kepribadian seorang pendidik tentunya, karena hal ini sangatlah penting pada kondisi psikis anak, seperti yang kita ketahui usia anak – anak SD adalah kisaran 6-12 tahun, usia tersebut nerupakan masa - masa yang paling tepat dalam mengajarkan kepribadian pada anak karena pada masa tersebut anak sangat mudah untuk belajar meniru apa yang di ajarkan oleh pendidiknya.

Guru SD memperoleh pendidikan mengenai metode- metode pembelajaran yang tepat terhadap anak usia anak 6 – 12 tahun, tentunya tidaklah sama dengan guru – guru yang lain, sehingga di butuhkan guru – guru SD yang memiliki kualifikasi profesional yaitu di harapkan bisa menerapkan metode pembelajaran yang di tujukan untuk mengolah potensi tiap – tiap siswa baik dari segi Kognitif, Psikomotorik, serta Afektif guna menghasilkan peserta didik yang ideal.

Referensi

Listya, Dwiani.2008.“Tugas - Tugas Guru”. [online] tersedia : http://www.pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kppd_154.html. [ 15 Oktober 2009]

Adrian.2004.“Metode Mengajar Berdasarkan Tipologi Belajar Siswa”. [online] Tersedia : http://e-pendidikan.net/ [ 15 Oktober 2009]

Penutup

1. Metode pembelajaran yang di lakukan oleh guru dapat di lakukan berbeda – beda tergantung penempatan atau kondisi yang di sesuaikan dengan peserta didik.

2. Pada setiap jenjang penddidikan di butuhkan kompetensi pendidik yang berbeda guna menunjang kinerja pendidik dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

3. Sebagai pendidik harus dapat memahami sampai sejauh mana daya tangkap peserta didiknya terhadap materi yang telah di transformasikan dalam pembelajaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar