Selasa, 17 November 2009

KELUARGA : PERANAN KUNCI DALAM PENDIDIKAN

Nama : Hana Riana Permatasari

NIM : 0902956

Jurusan : PGSD (1-C)

Keluarga: Peranan Kunci dalam Pendidikan

Secara formal, pendidikan didapatkan anak dari sekolah. Sementara itu secara nonformal, pendidikan didapatkan dari keluarga. Anak-anak usia sekolah dasar lebih banyak memiliki waktu di rumah dibandingkan di sekolah. Oleh karena itu lingkungan keluarga sangat berpengaruh dalam pendidikan anak usia sekolah dasar. Keberhasilan pendidikan di sekolah ditentukan oleh keberhasilan pendidikan di rumah.

Ibu memainkan peranan kunci dalam mendidik anak. Ibu adalah sosok yang paling dekat dengan anak usia sekolah dasar. Kedudukan seorang ibu tidak dapat digantikan oleh siapapun, karena ibu adalah seseorang yang mengandung anak selama sembilan bulan, melahirkan, mengasuh, merawat, mendidik, dan melindungi anak sejak kecil. Dibandingkan dengan anggota keluarga yang lain, ibu lebih memahami perasaan dan keinginan anak. Menurut Purwanto (2004:82), “peranan ibu dalam pendidikan anak adalah sebagai sumber dan pemberi rasa kasih sayang, pengasuh dan pemelihara, tempat mencurahkan isi hati, pengatur kehidupan dalam rumah tangga, pembimbing hubungan pribadi, dan pendidik dalam segi-segi emosional.” Pendapat tersebut menunjukkan bahwa seorang ibu memiliki tugas yang berat dalam mendidik anak. Seorang ibu harus dapat mendidik anak dengan penuh cinta dan kasih sayang. Karena dari sosok seorang ibulah, anak memahami tentang cinta dan kasih sayang.

Seorang ayah memegang peranan penting pula di samping sosok seorang ibu. Sebagian besar anak memiliki rasa percaya diri dan kemampuan bersosialisasi dari sosok seorang ayah. Hal ini disebabkan karena seorang anak memandang ayahnya sebagai orang yang penuh wibawa.

Purwanto (2004:83) menyatakan bahwa peranan seorang ayah dalam keluarga adalah sebagai sumber kekuasaan di dalam keluarga, penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia luar, pemberi perasaan aman bagi seluruh anggota keluarga, pelindung terhadap ancaman dari luar, hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan, serta sebagai pendidik dalam segi-segi rasional.

Pendapat tersebut mengutarakan bahwa ayah adalah pemimpin dalam sebuah keluarga, sehingga sosok ayah pun memiliki tanggung jawab yang besar dalam mendidik anak. Namun sebagian ayah mengabaikan tanggung jawabnya tersebut. Mereka berpendapat bahwa yang memiliki kewajiban mendidik anak adalah seorang ibu, sedangkan mereka berkewajiban untuk mencari nafkah. Padahal kedudukan ayah dan ibu dalam mendidik anak seharusnya seimbang, sehingga anak tidak merasa kekurangan kasih sayang salah seorang dari mereka. Sebagian anak pun memandang ayah sebagai tokoh idola, sehingga sosok ayah pun harus menjadi suri tauladan yang baik agar dapat dijadikan sebagai panutan bagi anak-anaknya.

Sementara itu, peranan seorang nenek pun tidak kalah pentingnya dengan sosok ayah dan ibu dalam keluarga. Sebagian anak mendapatkan pendidikan penuh dari sosok nenek. Ada beberapa faktor yang menjadi alasan mengapa anak mendapat pendidikan penuh dari nenek diantaranya; karena anak tersebut yatim piatu, karena orang tua mereka bercerai atau broken home sehingga anak sulit menentukan akan ikut dengan siapa, karena orang tuanya kurang mampu sehingga tanggung jawab mendidik anak pun diserahkan pada nenek, serta karena orang tua terlalu sibuk sehingga tidak sempat mendidik anak. Pada umumnya, seorang nenek memanjakan dan mencurahkan kasih sayang berlebih terhadap cucunya. Sosok nenek tidak mengharapkan sesuatu dari cucunya, mereka semata-mata hanya ingin memberi. Namun memberi kasih sayang yang berlebih-lebihan dapat menyebabkan anak menjadi pribadi yang manja dan malas.

Sebagian keluarga yang tinggal serumah dengan nenek terkadang mengalami perselisihan antara orang tua dengan sosok nenek dalam hal mendidik anak. Sehingga akan lebih baik apabila orang tua anak dan nenek tinggal terpisah. Berkunjung ke rumah nenek pada saat liburan akan sangat menyenangkan hati anak.

Sebagian keluarga yang sibuk mempekerjakan pembantu rumah tangga (pramuwisma) untuk dapat membantu pekerjaan rumah juga mengasuh dan merawat anak. Peranan pramuwisma dalam sebuah keluarga dapat mempengaruhi pendidikan anak. Orang tua yang terlalu sibuk menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab mendidik anak kepada pramuwisma. Namun tentunya kasih sayang orang tua tidak dapat anak temukan dalam sosok pramuwisma. Hal ini dapat menyebabkan anak kekurangan kasih sayang, dan sosok anak pun dapat menjadi pribadi yang minder dan sulit bersosialisasi. Oleh karena itu, sesibuk apapun orang tua, hendaknya tanggung jawab mendidik anak adalah yang utama. Sementara pramuwisma hanya bertanggung jawab membantu mengasuh dan merawat anak.

Untuk itu, seluruh anggota keluarga harus dapat melaksanakan tanggung jawabnya dalam mendidik anak. Selain mendapatkan pendidikan yang layak, anak pun mendapatkan cinta dan kasih sayang dari keluarga. Ibu berperan sebagai sumber kasih sayang dan pendidik dalam segi-segi emosional, sehingga ibu merupakan anggota keluarga yang paling dekat dengan anak. Sedangkan ayah merupakan pemimpin keluarga dan sumber kepercayaan diri anak. Sementara itu sosok nenek dan pramuwisma berperan membantu orang tua dalam mendidik anak. Sebagian besar pendidikan dan kasih sayang anak diperoleh dari sosok ayah dan ibu, sehingga mereka tidak dapat menyerahkan tanggung jawab tersebut kepada anggota keluarga yang lain. Keluarga yang baik merupakan cerminan keberhasilan pendidikan anak.

REFERENSI:

Purwanto, Ngalim. 2004. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar