Kamis, 19 November 2009

BIAYA PENDIDIKAN

Biaya Pendidikan

Oleh: Riza Fatimah Zahrah (0902957)

Dewasa ini pendidikan merupakan sebuah tolak ukur dalam sebuah status sosial di masyarakat. Status sosial tinggi akan didapatkan bagi yang berpendidikan tinggi. Namun, untuk mendapatkan pendidikan dibutuhkan banyak biaya yang tidak sedikit. Sehingga tidak dapat dipungkiri lagi bahwa uang dan pendidikan sangat erat kaitannya.

Banyak anak Indonesia yang tidak mendapatkan pendidikan semestinya akibat kurangnya biaya. Padahal dalam Undang-undang dasar 1945 pasal 31 (1) “Warga Negara Indonesia berhak mendapatkan pendidikan dan penghidupan yang layak”. Pasal ini mengindikasikan bahawa semua warga Indonesia berhak mendapat pendidikan.Namun hingga saat ini realisasinya belum begitu memuaskan. Ada beberapa program pemerintah yang yang dapat sedikit membantu dalam mengurangi biaya pendidikan. Sebut saja BOS (Bantuan Operasional Sekolah), bahkan yang sedang popular dalam dunia pendidikan saat ini adalah sekolah gratis hingga ke jenjang sekolah menengah pertama. Tapi itu pun ada pengecualian bagi sekolah bertaraf internasional atau RSBI. Lebih tepatnya itu semua merupakan satu langkah pemerintah dalam mendukung program pemerintah wajib belajar sembilan tahun.

Menurut Amhar yang dikutip oleh Yusuf Wibisono, dosen FTP Universitas Brawijaya, ada 4 macam subsidi dalm pendidikan :

1) Subsidi penuh dari pemerintah dari jenjang SD s/d PT (S3)

2) Subsidi penuh dari pemerintah dari jenjang SD s/d PT pada usia tertentu

3) Subsidi penuh dari pemerintah dari jenjang SD s/d SLTA, PT menggunakan biaya sendiri .

4) Semua jenjang dibiayai oleh sendiri, bekerja sama dengan industri, perbankan dan komunitas alumni mahasiswa.

Pendapat Amhar tersebut mengindikasikan bahwa sebenarnya pemerintah sangat mengusahakan untuk mencerdaskan bangsa yang merupakan cita-cita bangsa Indonesia. Namun,dapat kita rasakan sendiri hanya poin 4 yang terealisai benar- benar.Oleh karena itu biaya adalah permasalahan yang sangat komplek dalam dunia pendidikan.

Sebuah keberuntungan atau apa namanya bahwa Sekolah Dasar insya Allah dapat ditempuh oleh anak bangsa. Ialah BOS yang sangat membantu dalam proses menempuh pendidikan di Sekolah Dasar .Contoh saja yang terjadi di Jepang ,semua anak SD mendapat subsidi pendididkan sebesar 36,000 yen per tahun dari pemerintah Jepang dan itupun tidak hanya bagi warga Negara Jepang melainkan bagi warga Negara asing .ini sangat perlu untuk dicontoh untuk pemerintah kita saat ini. Seperti halnya yang sudah dilakukan oleh pemerintah daerah Bogor dan Bandung .Bahwa sanya mulai tahun ini sekolah dasar akan digratiskan. Yang lebih patut diacungi jempol adalah pemda Bandung yang berencana menggratiskan sekolah dasar swasta di Bandung .

Semua usaha dari mulai BOS, Sekolah Gratis dan lainnya itu merupakan usaha konkrit pemerintah dalam usaha mencerdaskan bangsa. Namun, biaya pendidikan pada umumnya masih dibebankan pada Lembaga Pendidikan dan masyarakat,itu dikarenakan beban biaya hidup masyarakat yang menyangkut pangan dan kesehatan masih menjadi problem mayoritas rakyat Indonesia .

Oleh karena itu, dalam hal ini pemerintah sebaiknya mengadakan bantuan bagi rakyat dalam bidang pangan dan kesehatan terlebih dahulu dibandingkan dengan bidang pendidikan. Karena dengan menempuh pendidikan tanpa bidang kesehatan dan pangan belum dipenuhi ,rakyat Indonesia lebih mengutamakan pangan yang merupakan kekebutuhan primer . Barulah memenuhi kebutuhan sekunder yaitu pendidikan. Namun, peran yang tak kalah penting adalah peran masyarakat untuk menyokong biaya pendidikan sangat penting. Konsep tabungan pendidikan sekiranya layak disosialisasikan kepada masyarakat , lebih khususnya kepada pihak keluarga.

Referensi

Hendra, Sugiantoro. “Pembiayaan pendidikan”. www.kabarindonesia.com (13 November 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar