Selasa, 17 November 2009

PENGARUH TELEVISI TERHADAP ANAK

PENGARUH TELEVISI TERHADAP ANAK

Oleh :

Kadi Wahidi

0902844

Di era globalisasi ini, televisi merupakan salah satu media massa elektronik yang mampu meyebarkan berita secara cepat dan mempumyai kemampuan mencapai seluruh lapisan masyarakat pada waktu yang bersamaan. Televisi dengan berbagai acara yang ditayangkannya telah mampu menarik minat pemirsanya, dan membuat pemirsannya ketagihan. bahkan bagi anak-anak sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas kesehariannya. Dari semua acara yang ditayangkan mulai dari infotainment, entertainment, iklan, sinetron dan film-film yang berbau kekerasan, televisi telah mampu mempengaruhi pemirsanya untuk terus menonton acara yang dikemas sedemikian rupa. Tidak jarang banyak anak-anak lebih suka menonton televisi dari pada belajar. Ini merupakan suatu problematika yang terjadi dilingkungan kita sekarang ini, dan perlu perhatian khusus bagi setiap orang tua untuk selalu mengawasi aktivitas anaknya.

Dengan adanya televisi juga banyak manfaat yang bisa kita ambil. Kita akan memperoleh informasi-informasi terbaru yang terjadi dimana pun lebih cepat. Televisi juga dapat mempermudah suatu perusahaan untuk mempromosikan produk-produknya, sehingga konsumen mengetahui dan mudah mencari produk tersebut, serta masih banyak keuntungan-keuntungan yang dapat kita peroleh dari televisi.

Jika kita pahami, sebenarnya media massa televisi mempunyai fungsi utama yaitu fungsi informatif, edukatif, dan rekreatif. Namun, kenyataannya acara-acara televisi lebih kepada fungsi informatif dan rekreatif, sedangkan fungsi edukatif yang merupakan fungsi yang sangat penting untuk disampaikan, sangat sedikit. Hal ini bisa kita lihat dari susunan acara televisi, kebanyakan acara-acara sinetron dan infotainment. Sedangkan acara yang mengarah kepada edukatif sedikit jumlahnya.

Dwyer menyimpulkan, sebagai media audio visual, TV mampu merebut 94% saluran masuknya pesan – pesan atau informasi ke dalam jiwa manusia yaitu lewat mata dan telinga. TV mampu untuk membuat orang pada umumnya mengingat 50% dari apa yang mereka lihat dan dengar dilayar televisi walaupun hanya sekali ditayangkan. Atau secara umum orang akan ingat 85% dari apa yang mereka lihat di TV setelah 3 jam kemudian dan 65% setelah 3 hari kemudian. Dengan demikian terutama bagi anak-anak yang pada umumnya selalu meniru apa yang mereka lihat, tidak menutup kemungkinan perilaku dan sikap anak tesebut akan mengikuti acara televisi yang ia tonton. Apabila yang ia tonton merupakan acara yang lebih kepada edukatif, maka akan bisa memberikan dampak positif tetapi jika yang ia tonton lebih kepada hal yang tidak memiliki arti bahkan yang mengandung unsur-unsur negatif, maka hal ini akan memberikan dampak yang negatif pula terhadap prilaku anak yang menonton acara televisi tersebut. Oleh sebab itu, sudah seharusnya setiap orang tua mengawasi acara televisi yang menjadi tontonan anaknya dan sehingga dapat melakukan proteksi tehadap dampak-dampak yang akan ditimbulkan oleh acara televisi tesebut.

Jadi orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil ikatan perkawinan yang sah. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat.

Menurut Gunarsa ( 1995 : 31 – 38) , dalam keluarga yang ideal (lengkap) maka ada dua individu yang memainkan peranan penting yaitu peran ayah dan peran ibu, secara umum peran kedua individu tersebut. Peran ibu yaitu memenuhi kebutuhan biologis dan fisik; merawat dan mengurus keluarga dengan sabar, mesra dan konsisten; mendidik, mengatur dan mengendalikan anak; menjadi contoh dan teladan bagi anak. Sedangkan peran ayah yaitu sebagai pencari nafkah; sebagai suami yang penuh pengertian dan memberi rasa aman; berpartisipasi dalam pendidikan anak; sebagai pelindung atau tokoh yang tegas, bijaksana, mengasihi keluarga.

Dari penjabaran diatas, dapat disimpulkan pentingnya peranan orang tua dalam memenuhi kebutuhan anaknya, mendidik, mengendalikan anaknya serta menjadi teladan bagi anaknya. Orang tua memiliki tanggung jawab penuh terhadap perkembangan anaknya dan segala aktivitas anaknya serta harus bisa membimbing, mengawasi dan mengarahkan untuk melakukan kebaikan sesuai dengan kepercayaan (agama) yang dianutnya dan norma yang berlaku dimasyarakat.

Dibawah ini dicantumkan data mengenai fakta tentang pertelevisian Indonesia :

  1. tahun 2002 jam tonton televisi anak-anak 30-35 jam/hari atau 1.560 – 1.820 jam/tahun, sedangkan jam belajar SD umumnya kurang dari 1.000jam/tahun.
  2. 85% acara televisi tidak aman untuk anak, karena banyak mengandung adegan kekerasan, seks dan mistis yang berlebihan dan terbuka.
  3. saat ini ada 800 judul acara anak, dengan 300 kali tayang selama 170jam/minggu padahal satu minggu hanya ada 24 jam X 7 hari = 168 jam.
  4. 40 % waktu tayang diisi iklan yang jumblahnya 1.200 iklan/minggu, jauh diatas rata-rata dunia 561 iklan/minggu.

Berdasarkan penjabaran diatas, apabila anak-anak yang merupakan penerus bangsa ini, sejak kecil telah terbiasa dengan hal yang tidak bermanfaat, maka negara ini yang sudah tertinggal dan terpuruk ini akan semakin terpuruk dan tertinggal dan akhirnya akan menjadi negara yang akan di lecehkan oleh negara lain. Inilah fakta yang bukan hanya untuk kita perhatikan tetapi perlu dilakukan tindakan nyata untuk mengantisipasinya. Yang pastinya diperlukan satu-kesatuan tekat dalam setiap diri orang tua dan anggota masyarakat untuk bisa mengatisipasi dampak yang akan terjadi serta bisa menjadi kontrol bagi pihak penyiar televisi terhadap acara-acara yang ditayangkan oleh setiap stasiun televisi.

Ikatan Dokter Indonesia(IDI) menyimpulkan, beberapa dampak negatif televisi terhadap anak yaitu pada Anak 0–4 tahun akan menggangu pertumbuhan otak, menghambat pertumbuhan berbicara, kemampuan membaca maupun memahaminya, menghambat anak dalam mengekspresikan pikiran melalui tulisan).sedangkan pada Anak 5-10 tahun akan meningkatkan tindak kekerasan, tidak mampu membedakan antara realitas dan khayalan. Selanjutnya berprilaku konsumtif karena rayuan iklan dan mengurangi kreatifitas, kurang bermain dan bersosialisasi, menjadi manusia individualis. Televisi juga menjadi pelarian dari setiap kebosanan yang dialami, seolah tidak ada pilihan lain dan meningkatkan kegemukan karena kurang beraktivitas dan berolahraga. Disamping itu televisi dapat merenggangkan hubungan antar anggota keluarga, waktu berkumpul dan bercengkrama dengan anggota keluarga tergantikan dengan nonton TV, yang cendrung berdiam diri karena asik dengan jalan pikiran masing-masing. Pengaruh lainnya, anak-anak yang asupan gizinya bagus, adegan seks yang sering dilihat menjadikan anak lebih cepat matang secara seksual, ditambah rasa ingin tahu pada anak dan keinginan untuk mencoba adegan di TV semakin menjerumuskan anak.

Jika kita perhatikan, banyak acara yang disajikan tidak mendidik bahkan berbahaya bagi anak-anak untuk di tonton. Kebanyakan acara televisi memutar acara yang berbau kekerasan, adegan pacaran, tidak hormat terhadap orang tua, gaya hidup yang hura-hura dan masih banyak lagi dampak negatif yang akan mempengaruhi anak-anak yang masih belum mengerti dan mengetahui apa-apa. Mereka hanya tahu bahwa acara televisi itu bagus, mereka merasa senang dan terhibur serta merasa penasaran untuk mengikuti acara demi acara. Sebagai orang tua harus menyadari hal ini, mengingat betapa besarnya akibat dari menonton televisi yang berlebihan.

Dari semua uraian yang ada dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa disamping memberikan dampak positif, televisi juga dapat memberikan dampak negatif bagi pemirsannya khususnya anak-anak. Dalam hal ini orang tua memiliki tanggungjawab untuk mengawasi, mendampingi dan menyeleksi acara-acara televisi yang menjadi tontonan anaknya.Tidak hanya orang tua pihak yang lain juga diperlukan yaitu pemerintah harus melakukan penyaringan terhadap setiap acara televisi, serta harus adanya standarisasi film yang layak untuk di tayangkan serta bagi pihak penyiar televisi, seharusnya tidak hanya mementingkan keuntungan tetapi harus mempertimbngkan dampak dari acara tersebut. Pihak penyiar juga harus mengatur acara televisi agar fungsi dari televisi sebagai sarana informatif, edukatif, dan rekreatif.

Referensi

Muazar, H. 2009 “Upi Bab 1”[online] Tersedia : http://www.damandiri.or.id [16 Oktober 2009]

Muazar, H. 2009 “Upi Bab 2”[online] Tersedia : http://www.damandiri.or.id [16 Oktober 2009]

Asfriyati.2008 “Pengaruh Televisi Terhadap Anak”[online] Tersedia :http://majidbsz.wordpress.com[ 16 Oktober 2009]

IDI.2009 “Pengaruh Televisi Terhadap Anak”[online] Tersedia :http://www.smallcrab.com[ 16 Oktober 2009]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar