Selasa, 17 November 2009

KESULITAN BELAJAR PADA ANAK

KESULITAN BELAJAR PADA ANAK

Safitri Kurniasari (0903900)

Seiring dengan perkembangan zaman pada saat ini, banyak para orang tua yang ber pandangan anak berkembang lebih cepat dipandag lebih baik, pada hakekatnya anak bukanlah miniatur orang dewasa anak mempunyai tahapan-tahapan perkembangan yang harus disesuaikan dengan stimulus yang kita berikan.

Ingatkah kita pada sebuah artikel yang berjudul ANAK KARBITAN didalam artikel ini banyak sekali pelajaran yang dapat kita ambil bahwasanya anak yang dipaksa untuk menjadi lebih cepat matang, memang pada awalnya berkembang pesat dan sesuai dengan apa yang kita harapkan akan tetapi pada saat anak berkembang anak cepat jenuh dan anak tidak jarang untuk malas belajar, kesulitan dalam belajar. Jadi, jangan sekali-kali kita terlalu memaksakan kehendak kita terhadap anak karena pada hakekatnya lebih baik perkembangan tersebut sudah pada waktunya seperti pada pepatah buah lebih enak matang pada pohonnya daripada buah yang dikarbit yang akan lebih cepat busuk.

Pengertian Perkembangan

Perkembangan dapat diartikan sebagai ‘perubahan yang progresif dan kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati”. Pengertian dari perkembangan adalah “perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik maupun psikis.

Yang dimaksud dengan sistematis, progresif dan berkesinambungan adalah sebagai berikut.

1. Sistematis, berarti perubahan dalam perkembangan bersifat saling mempengaruhi antara bagian-bagian organisme (fisik dan psikis) dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Contoh prinsip ini, sepertikemampuan berjalan anak seiring dengan matangnya otot-otot kaki, dan keinginan remaja untuk memperhatikan jenis kelamin lain seiring dengan matangnya organ-organ seksualnya.

2. Progresif, berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan mendalam baik secara kuantitatif (fisik) maupun secara kualitatif (psikis). Contohnya, seperti terjadinya perubahan proporsi dan ukuran fisik anak (dari pendek menjadi tinggi dan dari kecil menjadi besar).

3. Berkesinambungan, berarti perubahan pada bagian atau fungsi oraganisme itu berlangsung secara beraturan. Contohnya, untuk dapat berdiri seorang anak harus menguasai tahapan perkembangan sebelumnya, yaitu kemampuan duduk dan merangkak.

Prinsip-prinsip Perkembangan

Adapun prinsip-prinsip perkembangan diantaranya;

1. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti

Manusia secara terus-menerus berkembang dengan dipengarui oleh pengalaman atau belajar sepanjang hidupnya.

2. Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi

Setiap aspek perkembangan individu, baik fisik, emosi, inteligensi maupun sosial, satu sama lainnya saling mempengaruhi.

3. Perkembangan itu mengikuti pola atau arah tertentu

Perkembangan terjadi secara teratur mengikuti pola atau arah tertentu. Yelon dan Weinsten (1977) mengemukakan tntang arah atau pola perkembangan itu sebagai berikut.

a. Cephalocaudal & proximal-distal.

b. Struktur mendahului fungsi.

c. Perkembangan itu berdiferensiasi.

d. Perkembangan itu berlangsung dari konkret ke abstrak.

4. Perkembangan terjadi padatempo yang berlainan

Perkembangan fisik dan mental mencapai kematangannya terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda.

5. Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas

Prinsip ini dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut:sampai usia dua tahun, anak memusatkan untuk mengenal lingkungannya, menguasai gerak-gerik fisik dan belajar berbicara.

6. Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan atau fase perkembanagn.

Prinsip ini berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang normal dan berusia panjangindividu akan mengalami fase-fase perkembangan; bayi, kanak-kanak,anak, remaja, dewasa, dan masa tua.

Proses Belajar

Perhatian para ahli psikologi pendidikan mengenai belajar terutamaa berpusat pada kondisi yang dapat memberi fasilitas-fasilitas belajar,sehingga proses belajar dapat mudah dan lancar. Belajar adalah suatu aktivitas yang menuju ke arah tujuan tertentu. Adapun pengertian belajar menurut para ahli diantaranya;

· Belajar adalah usaha untuk membentuk hubungan antara perangsang dan reaksi.

· Belajar adalah usaha untuk menyesuaikan diri terhadap kondisi-kondisi di sekitar kita.

· Bagi aliran psycho refleksiologi, belajar dipandangnya sebagai usaha untuk membentuk reflek-reflek baru.

· Belajar adalah usaha untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru.

· Belajar adalah suatu proses aktif.

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

· Kemampuan pembawaan

· Kondisi fisik orang yang belajar

· Bimbingan

· Ulangan

Masalah dalam belajar

Menurut wechsler intelenjesi adalah kecakapan individu yang global dan tersusun untuk dapat bertindak terarah, berpikir yang bermakna, dan bergaul dengan lingkungan secara efisien. Dari definisi di atas dapat diartikan bahwa intelenjesi merupakan salah satu faktor penunjang pencapaian prestasi belajar, karena didalamnya terdapat faktor berpikir yang diperlukan seseorang dalam belajar. Bila intejelensi rendah akan menyebabkan anak kesulitan dalam bejajar.

Pada prinsipnya tentu berhak memperoleh peluang untuk mencapai kinerja akademik yang memuaskan. Namun kenyataan sehari-hari tampak jelas bahwa siswa itu memiliki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan belajar yang terkadang sangat mencolok antara seorang siswa dengan siswa lainnya.

Faktor-faktor Kesulitan Belajar

Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya. Namun, kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku siswa seperti kesukaan berteriak-teriak di dalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah, dan sering minggat dari sekolah.

Secara garis besar , factor-faktor penyebab timbulnya kesulitan kesulitan belajar terdiri atas dua macam, yaiti:

1. Faktor intern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam diri siswa sendiri.

2. Faktor ekstern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari luar diri siswa.

Misalnya:

· Lingkungan Keluarga , contohnya: ktidakharmonisan hubungan antara ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.

· Lingkungan perkampungan atau masyarakat, contohnya: Wilayah perkampungan kumuh , dan teman sepermainan yang nakal.

· Lingkungan Sekolah, contohnya: Kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru serta alat-alat belajar yang berkualitas rendah.

Alternatif Pemecahan Kesulitan Belajar

Dengan cara menganalisis hasil diagnosis, yakni menelaah bagian-bagian masalah yang dihadapi siswa dan mengidentifikasi serta menentukan bidang kecakapan tertentu yang memerlukan perbaikan dengan menyusun program khususnya remedial teaching.

“dari buku perkembangan psikologi anak dan remaja”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar