Kamis, 19 November 2009

MANFAAT DONGENG PADA PSIKOLOGI ANAK

Manfaat Dongeng pada Psikologi Anak

Oleh

Raisya Riyanti P. ( 0902946 )

Sekarang ini, tekhnologi dan alat – alat canggih semakin populer di kalangan tua, muda, bahkan anak - anak. Kegiatan mendongeng mungkin sudah tidak banyak diminati lagi oleh anak – anak di zaman sekarang ini. Mereka lebih tertarik dengan adanya televisi yang menyediakan banyak sekali ragam acara mulai dari film kartun sampai ke acara anak lainnya seperti si bolang, power ranger dll. Padahal, kegiatan mendongeng lebih baik dari pada sekedar menonton televisi.

Menurut Maryati ( 2008:1 ), kegiatan mendongeng sebetulnya bisa memikat dan mendatangkan banyak manfaat, bukan hanya untuk anak-anak tetapi juga orang tua yang mendongeng untuk anaknya. Kegiatan ini dapat mempererat ikatan dan komunikasi yang terjalin antara orang tua dan anak.

Hal ini benar, selain orang tua dapat memberi didikan yang baik lewat dongeng yang positif, anakpun bisa mencontoh teladan baik lewat tokoh-tokoh dalam dongeng itu dan dapat mereka terapkan dalam kehidupannya sehari – hari.

Manfaat Dongeng untuk Anak

Menurut Maryati ( 2008:1 ), Para pakar menyatakan ada beberapa manfaat lain yang dapat digali dari kegiatan mendongeng ini.

Pertama, anak dapat mengasah daya pikir dan imajinasinya. Hal yang belum tentu dapat terpenuhi bila anak hanya menonton dari televisi. Anak dapat membentuk visualisasinya sendiri dari cerita yang didengarkan. Ia dapat membayangkan seperti apa tokoh-tokoh maupun situasi yang muncul dari dongeng tersebut. Lama-kelamaan anak dapat melatih kreativitas dengan cara ini.

Kedua, cerita atau dongeng merupakan media yang efektif untuk menanamkan berbagai nilai dan etika kepada anak, bahkan untuk menumbuhkan rasa empati. Misalnya nilai-nilai kejujuran, rendah hati, kesetiakawanan, kerja keras, maupun tentang berbagai kebiasaan sehari-hari seprti pentingnya makan sayur dan menggosok gigi. Anak juga diharapkan dapat lebih mudah menyerap berbagai nilai tersebut karena Kak Agam di sini tidak bersikap memerintah atau menggurui, sebaliknya para tokoh cerita dalam dongeng tersebutlah yang diharapkan menjadi contoh atau teladan bagi anak.


Ketiga, dongeng dapat menjadi langkah awal untuk menumbuhkan minat baca anak. Setelah tertarik pada berbagai dongeng yang diceritakan Kak Agam, anak diharapkan mulai menumbuhkan ketertarikannya pada buku. Diawali dengan buku-buku dongeng yang kerap didengarnya, kemudian meluas pada buku-buku lain seperti buku pengetahuan, sains, agama, dan sebagainya.

Ketiga manfaat dongeng menurut para Pakar yang dipaparkan oleh Maryati di atas sangat relevan dan bisa kita terapkan pada anak – anak agar dibiasakan banyak mendengarkan dongeng. Sesuai dengan yang para pakar sebutkan di atas, manfaat dongeng yang pertama, anak dapat mengasah daya pikir dan imajinasinya. Kedua, efektif untuk menanamkan berbagai nilai dan etika kepada anak, dan yang terakhir dapat menjadi langkah awal untuk menumbuhkan minat baca anak. Jika ketiga manfaat itu sudah terpenuhi maka bukan hanya menjadikan anak lebih kreatif dan senang membaca juga dapat berperilaku sesuai dengan norma – norma yang ada dengan mencontoh dan membayangkan gambaran watak dan perilaku tokoh dalam dongeng yang diceritakan si pendongeng, Bahkan bukan tidak mungkin anak menjadi cerdas dan pintar dalam menghadapi suatu persoalan yang sulit.

Menurut Kak Agam ( 2008:1 ), Keberhasilan suatu dongeng tidak saja ditentukan oleh daya rangsang imajinatifnya, tapi juga kesadaran dan kemampuan pendongeng untuk menyajikannya secara menarik. Untuk itu Kak Agam dapat menggunakan berbagai alat bantu seperti boneka atau berbagai buku cerita sebagai sumber yang dapat dibaca oleh orang tua sebelum mendongeng.

Hal ini sangat efektif jika dicoba, anak yang kita beri dongeng relatif akan menyimak dongeng yang kita ceritakan dengan daya tarik dan seni kita dalam menyajikan suatu dongeng agar menarik untuk mereka simak. Jika kita tidak melakukannya dengan seni atau dengan cara yang berbeda dan hanya menceritakan saja tanpa alat bantu seperti yang Kak agam bilang, cerita yang kita dongengkan itu menjadi hambar dan monoton untuk disimak oleh anak. Maka dari itu, apa salahnya jika kita coba saran dari Kak agam ini agar cerita yang kita sajikan menjadi lebih menarik untuk disimak.

Menimbang Manfaat Dongeng

Menurut Kak Agam ( 2008:2 ), Kalangan ahli psikologi menyarankan agar orangtua membiasakan mendongeng untuk mengurangi pengaruh buruk alat permainan modern. Hal itu dipentingkan mengingat interaksi langsung antara anak balita dengan orangtuanya dengan mendongeng sangat berpengaruh dalam membentuk karakter anak menjelang dewasa.

” Selain itu, dari berbagai cara untuk mendidik anak, dongeng merupakan cara yang tak kalah ampuh dan efektif untuk memberikan human touch atau sentuhan manusiawi dan sportifitas bagi anak. Melalui dongeng pula jelajah cakrawala pemikiran anak akan menjadi lebih baik, lebih kritis, dan cerdas. Anak juga bisa memahami hal mana yang perlu ditiru dan yang tidak boleh ditiru. Hal ini akan membantu mereka dalam mengidentifikasikan diri dengan lingkungan sekitar disamping memudahkan mereka menilai dan memposisikan diri di tengah-tengah orang lain. Sebaliknya, anak yang kurang imajinasi bisa berakibat pada pergaulan yang kurang, sulit bersosialisasi atau beradaptasi dengan lingkungan yang baru, paparnya.

Memang benar, alat permainan modern dapat berpengaruh buruk pada perkembangan karakter anak. Maka dari itu, para orang tua harus bisa membatasi anak – anaknya dari pengaruh buruk tersebut. Salah satunya dengan membiasakan mendongengkan cerita-cerita yang menggambarkan watak tokoh yang bisa mereka teladani sangat berpengaruh dalam membentuk karakter anak menjelang dewasa.

Dengan mengutip bahasan tentang manfaat dongeng menurut Maryati dan Kak Agam, dapat disimpulkan bahwa dongeng itu banyak manfaat positifnya bagi perkembangan psikologi anak. Akan tetapi, disamping itu kita harus berhati – hati dalam memberikan dongeng atau cerita – cerita kepada anak. Karena bukan tidak mungkin, terjadi kesalahpahaman dari anak tentang dongeng yang kita ceritakan dengan maksud positif, malah menjadi negatif. Jadi, sebelum kita memberi dongeng kepada anak, sebaiknya kita pertimbangkan dulu dengan kondisi psikologi yang mungkin diserap oleh anak.

Referensi

Maryati, R. dan Kak agam. 2008. “ Manfaat dan Kekuatan Dongeng Pada Psikologi

Anak “ [ Online ]. Tersedia : http://www.dongengkakrico.com [ 25 oktober 2009 ]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar